On airplane, on my way back home from Singapore. February 10th, 08.21 PM.
Actually, this is another part of my Train Trip story. I decided to visit Penang at that time, because on my Train Trip journey, Butterworth is one of the transit city before I reached Kuala Lumpur. It was end of January 2013 and we were welcoming Chinese New Year in Penang. Honestly, I never have plan to visit Penang before, but I was thinking why not if I try to stay in Georgetown while I would passed Butterworth on my trip to KL. Yeah, it's worth to try.
I arrived at Butterworth station in the morning from Bangkok. I can see there was only two cabin left on my train, I guessed the other cabin has just stayed in Hat Yai, the previous station before I reached Malaysia territory. After I walked through platform and finally exit the station building, I saw the old locomotive carved as station decoration, it's look pretty nice but lil bit rusty. After I took some pictures in that station, I continue the journey looking for a harbour to get Ferry that will take me to Georgetown. If you guys know, Georgetown is city on island part, and Butterworth is city on mainland part. These two city lied on the same province, Penang.
locomotive on the past |
It just cost 2 RM for the return trip to Georgetown-Butterworth with Ferry. But I'm not sure how much you will spend if you bring your own car (or any vehicle) to cross this strait from BTW to GT. I saw some cars and motorbikes in our Ferry at that time, they used Ferry as the main transportation which is connect them to each others. On Ferry, I can walk, sit or just stand over the fence while I want to see the environment around. I saw a big tanker ship and a giant silo oil not far from harbour.
Oil Silo |
Inside the ferry |
Ocean Tiger Ship |
Sampai di Georgetown dgn cuaca yg lumayan panas, saya segera mencari lokasi Hostel yg telah saya booked. Hostel tersebut terletak di Muntri Street, bernama Ryokan Chick Hostel, bersebelahan dengan sebuah Chinese Temple. Setelah diterima oleh receptionist dan menyelesaikan urusan administrasi, saya langsung dibawa ke kamar tempat saya menginap, and guess what.. I got 1 bed in mixed dorm with 3 girls as the roommates. Itu artinya saya akan menginap dengan 3 orang wanita dalam sebuah kamar yg sama. What a lucky guy! Sayangnya, kami hanya punya 1 malam bersama, karena Steph (Germany) akan lanjut ke Phuket keesokan harinya, sementara dua anak Aussie - Thalia & Taylor, bakal lanjut ke Langkawi sebelum balik ke Melbourne.
Karena bingung mau jalan kemana malam itu, akhirnya saya memutuskan utk join Thalia & Taylor ke festival (pre) Chinese New Year, kata mereka Steph sudah menunggu disana dgn kawan2 backpackers yg lain. Menang jika dilihat 40% penduduk Georgetown adalah Chinese, 30% India dan 30% lagi Melayu, jadi perayaan tahun baru cina cukup ramai disana. Sesampainya di lokasi (lebih tepatnya jalan yg di-blokade) kami melihat banyak stand makanan & minuman yg beraneka ragam, belum lagi ditambah beberapa stand atraksi seperti barongsai, boneka kertas, enggrang sampai ular phyton yg dijadikan photo booth. Tepat dipojokan jalan, ada penjual Pau yg keliatan menarik bgt untuk dicoba. Saya pesan Pau ayam, sementara Thalia & Taylor pesan Ba Pau (pau babi), harganya relatif murah, cuma 2 RM untuk 1 Pau jenis apa aja. Sesaat mecoba Pau di Georgetown itu, saya langsung ber-asumsi bahwa original Pau itu rasanya harus seperti ini, tekstur roti kukusnya lembut, daging atau kacang sebagai isinya banyak dan tepat berada ditengah2 roti, ukurannya pun lumayan gede sekitar 2 kepalan tangan orang dewasa.
Pre-Chinese New Year in Georgwtown |
Karena kita ga berhasil menemukan Steph di lokasi CNY, kita akhirnya jalan balik untuk mencari makan malam. Mereka berdua merekomendasikan sebuah kedai India di dekat hostel tempat kita tinggal. Jika diperhatikan hampir semua rumah makan India di Georgetown dimiliki oleh kaum India muslim, yg tentunya makanan yg disajikan adalah makanan Halal. Si pemilik kedai juga sangat ramah, dia ternyata cukup kenal baik dgn dua anak Aussie itu (Mungkin karena emang 2 anak itu cukup extrovert, bahkan terlalu extrovert) hahaha. Kami pun diberikan extra Chicken Tika dan roti masala karena "kedekatan" itu yg sedikit absurd itu. Oiya, jika dibandingkan dgn kedai makanan india yg lain, kedai ini adalah yg terbaik (terbaik disisi harga, kuantitas dan rasa). Soalnya kalo di tempat lain, makanannya lumayan mahal dan porsi yg sedikit, rasanya juga so so lah..
Masala Chicken Tika |
Setelah kenyang makan, rencananya kita mau langsung pulang. Tapi entah kenapa Taylor punya "Guts" untuk berjalan mendekati foodcourt di dekat hostel, di foodcourt itu ada semacam perayaan kecil orang Chinese, kayak semacam gigs di panggung kecil lah, kalo di Indo mungkin dangdutan kampung kali yee.. Soalnya dandanan si artis (penyanyi panggung) agak sedikit menor dan rumbai2 gitu.. :p
Sesaat kita mask ke Foodcourt itu, tiba2 Taylor berteriak "Holy Crap! You guys must be kidding me?!" sambil menunjuk kearah sebuah meja di tengah2 foodcourt. Ternyata setelah saya mendekat, mereka adalah Stephanie dan 2 orang lain yg akhirnya saya kenal sebagai Rob and Martha. Kebetulan saat itu juga sedang ada pertandingan Arsenal - Norwich, yg ternyata Rob dari UK dan dia fans The Gunners. Sedikit highlight tentang obrolan singkat tapi berkesan saat itu: Taylor cerita bahwa kita mencari kalian (Steph & Rob) di tempat festival tapi gak ketemu, dan accidentally ketemunya disini *dia tetap excited & surprised*. Sementara Rob yg suka pamer joke, lebih sering melempar joke dgn logat british-nya ke kita semua. Dan Thalia si anak kemarin, dgn serunya dengerin kita ngobrol dan sesekali meng-interupsi joke-nya Rob. Steph lebih sering bercerita tentang plan backpacking-nya ke negara2 South East Asia, karena setelah Penang, dia akan lanjut ke Phuket, Cambodia, Vietnam, Laos, dan akhrinya kembali ke Germany. Naah, yg lucu adalah orang terakhir bernama Martha, dia adalah orang Belanda yg surprisingly udah berusia 70 tahun! Dia sudah janda dan hebatnya masih sering berpergian sendiri.. Yak sendiri, traveling around the world or at least Asia by herself! Mungkin dia pernah berjanji (took a vow with her husband yg juga traveler) selagi dia masih diberikan kesempatan hidup, dia akan tetap berjalan (traveling) kemanapun kaki beranjak. How sweet ya.. :)
Look at the girl on the right: She is Taylor, super ultra extrovert girl from Melbourne. |
Left - Right: Me (Indonesia, 25), Stephanie (Germany, 29), Martha (Holland, 70), Rob (UK, 32), Thalia (Aussie, 21). |
Malam itu special, sangat special hingga tulisan ini ditulis & dipost saya pun masih ingat jelas logat British-nya Rob (dan juga T-shirt kamuflase tim rugby Australia yg dia pake), kacamata setengah bulan-nya Martha, rambut brunette-nya Steph yg diikat, dan ketawa lepasnya 2 anak extra extrovet Taylor & Thalia yg ternyata baru berumur 21 tahun itu. Oh gosh, I really miss that moment… and I really miss you too.. #eh :)
At that trip, I didn't forget to send a postcard to you..
--
M!
--
M!