Showing posts with label Butterworth. Show all posts
Showing posts with label Butterworth. Show all posts

Monday, March 18, 2013

Butterworth and Georgetown


On airplane, on my way back home from Singapore. February 10th, 08.21 PM.

Actually, this is another part of my Train Trip story. I decided to visit Penang at that time, because on my Train Trip journey, Butterworth is one of the transit city before I reached Kuala Lumpur. It was end of January 2013 and we were welcoming Chinese New Year in Penang. Honestly, I never have plan to visit Penang before, but I was thinking why not if I try to stay in Georgetown while I would passed Butterworth on my trip to KL. Yeah, it's worth to try.

I arrived at Butterworth station in the morning from Bangkok. I can see there was only two cabin left on my train, I guessed the other cabin has just stayed in Hat Yai, the previous station before I reached Malaysia territory. After I walked through platform and finally exit the station building, I saw the old locomotive carved as station decoration, it's look pretty nice but lil bit rusty. After I took some pictures in that station, I continue the journey looking for a harbour to get Ferry that will take me to Georgetown. If you guys know, Georgetown is city on island part, and Butterworth is city on mainland part. These two city lied on the same province, Penang.

locomotive on the past
It just cost 2 RM for the return trip to Georgetown-Butterworth with Ferry. But I'm not sure how much you will spend if you bring your own car (or any vehicle) to cross this strait from BTW to GT. I saw some cars and motorbikes in our Ferry at that time, they used Ferry as the main transportation which is connect them to each others. On Ferry, I can walk, sit or just stand over the fence while I want to see the environment around. I saw a big tanker ship and a giant silo oil not far from harbour. 

Oil Silo 
Inside the ferry
Ocean Tiger Ship
Sampai di Georgetown dgn cuaca yg lumayan panas, saya segera mencari lokasi Hostel yg telah saya booked. Hostel tersebut terletak di Muntri Street, bernama Ryokan Chick Hostel, bersebelahan dengan sebuah Chinese Temple. Setelah diterima oleh receptionist dan menyelesaikan urusan administrasi, saya langsung dibawa ke kamar tempat saya menginap, and guess what.. I got 1 bed in mixed dorm with 3 girls as the roommates. Itu artinya saya akan menginap dengan 3 orang wanita dalam sebuah kamar yg sama. What a lucky guy! Sayangnya, kami hanya punya 1 malam bersama, karena Steph (Germany) akan lanjut ke Phuket keesokan harinya, sementara dua anak Aussie - Thalia & Taylor, bakal lanjut ke Langkawi sebelum balik ke Melbourne. 

Karena bingung mau jalan kemana malam itu, akhirnya saya memutuskan utk join Thalia & Taylor ke festival (pre) Chinese New Year, kata mereka Steph sudah menunggu disana dgn kawan2 backpackers yg lain. Menang jika dilihat 40% penduduk Georgetown adalah Chinese, 30% India dan 30% lagi Melayu, jadi perayaan tahun baru cina cukup ramai disana. Sesampainya di lokasi (lebih tepatnya jalan yg di-blokade) kami melihat banyak stand makanan & minuman yg beraneka ragam, belum lagi ditambah beberapa stand atraksi seperti barongsai, boneka kertas, enggrang sampai ular phyton yg dijadikan photo booth. Tepat dipojokan jalan, ada penjual Pau yg keliatan menarik bgt untuk dicoba. Saya pesan Pau ayam, sementara Thalia & Taylor pesan Ba Pau (pau babi), harganya relatif murah, cuma 2 RM untuk 1 Pau jenis apa aja. Sesaat mecoba Pau di Georgetown itu, saya langsung ber-asumsi bahwa original Pau itu rasanya harus seperti ini, tekstur roti kukusnya lembut, daging atau kacang sebagai isinya banyak dan tepat berada ditengah2 roti, ukurannya pun lumayan gede sekitar 2 kepalan tangan orang dewasa.

Gong Xi Fa Cai
Pre-Chinese New Year in Georgwtown

Karena kita ga berhasil menemukan Steph di lokasi CNY, kita akhirnya jalan balik untuk mencari makan malam. Mereka berdua merekomendasikan sebuah kedai India di dekat hostel tempat kita tinggal. Jika diperhatikan hampir semua rumah makan India di Georgetown dimiliki oleh kaum India muslim, yg tentunya makanan yg disajikan adalah makanan Halal. Si pemilik kedai juga sangat ramah, dia ternyata cukup kenal baik dgn dua anak Aussie itu (Mungkin karena emang 2 anak itu cukup extrovert, bahkan terlalu extrovert) hahaha. Kami pun diberikan extra Chicken Tika dan roti masala karena "kedekatan" itu yg sedikit absurd itu. Oiya, jika dibandingkan dgn kedai makanan india yg lain, kedai ini adalah yg terbaik (terbaik disisi harga, kuantitas dan rasa). Soalnya kalo di tempat lain, makanannya lumayan mahal dan porsi yg sedikit, rasanya juga so so lah.. 

Masala Chicken Tika
Setelah kenyang makan, rencananya kita mau langsung pulang. Tapi entah kenapa Taylor punya "Guts" untuk berjalan mendekati foodcourt di dekat hostel, di foodcourt itu ada semacam perayaan kecil orang Chinese, kayak semacam gigs di panggung kecil lah, kalo di Indo mungkin dangdutan kampung kali yee.. Soalnya dandanan si artis (penyanyi panggung) agak sedikit menor dan rumbai2 gitu.. :p

Sesaat kita mask ke Foodcourt itu, tiba2 Taylor berteriak "Holy Crap! You guys must be kidding me?!" sambil menunjuk kearah sebuah meja di tengah2 foodcourt. Ternyata setelah saya mendekat, mereka adalah Stephanie dan 2 orang lain yg akhirnya saya kenal sebagai Rob and Martha. Kebetulan saat itu juga sedang ada pertandingan Arsenal - Norwich, yg ternyata Rob dari UK dan dia fans The Gunners. Sedikit highlight tentang obrolan singkat tapi berkesan saat itu: Taylor cerita bahwa kita mencari kalian (Steph & Rob) di tempat festival tapi gak ketemu, dan accidentally ketemunya disini *dia tetap excited & surprised*. Sementara Rob yg suka pamer joke, lebih sering melempar joke dgn logat british-nya ke kita semua. Dan Thalia si anak kemarin, dgn serunya dengerin kita ngobrol dan sesekali meng-interupsi joke-nya Rob. Steph lebih sering bercerita tentang plan backpacking-nya ke negara2 South East Asia, karena setelah Penang, dia akan lanjut ke Phuket, Cambodia, Vietnam, Laos, dan akhrinya kembali ke Germany. Naah, yg lucu adalah orang terakhir bernama Martha, dia adalah orang Belanda yg surprisingly udah berusia 70 tahun! Dia sudah janda dan hebatnya masih sering berpergian sendiri.. Yak sendiri, traveling around the world or at least Asia by herself! Mungkin dia pernah berjanji (took a vow with her husband yg juga traveler) selagi dia masih diberikan kesempatan hidup, dia akan tetap berjalan (traveling) kemanapun kaki beranjak. How sweet ya.. :)

Look at the girl on the right: She is Taylor, super ultra extrovert girl from Melbourne.
Left - Right: Me (Indonesia, 25), Stephanie (Germany, 29),
Martha (Holland, 70), Rob (UK, 32), Thalia (Aussie, 21).
Malam itu special, sangat special hingga tulisan ini ditulis & dipost saya pun masih ingat jelas logat British-nya Rob (dan juga T-shirt kamuflase tim rugby Australia yg dia pake), kacamata setengah bulan-nya Martha, rambut brunette-nya Steph yg diikat, dan ketawa lepasnya 2 anak extra extrovet Taylor & Thalia yg ternyata baru berumur 21 tahun itu. Oh gosh, I really miss that moment… and I really miss you too.. #eh :)

360' View at Esplanade Georgetwon









At that trip, I didn't forget to send a postcard to you..

--
M!

Tuesday, January 29, 2013

Train Trip Thailand - Malaysia (part 2)


On the airplane to Jakarta, 08.10 pm, 28th of Jan 2013.

Like I said before in the previous post, that you can NOT underestimate the booking ticket process for your Train Trip. Yeah.. it happened to me, I lost my sleeper cabin for my trip from Butterworth to Kuala Lumpur, just because I didn't book a ticket long day before. So what happened on that day? I tell you here..

Jadi setelah 2 hari 1 malem menjelajah Georgetown, saya kembali ke Butterworth utk naik Train menuju KL. Pada awal saya booking ticket di http://www.ktmb.com.my/, saya memang kehabisan jatah kursi untuk Sleeper Cabin, jadi ya terpaksa beli kursi yg duduk (Seat Cabin). Karena tadi, gw anggap gampang lah beli tiket Train sih, pasti dapet, lagian sapa jg yg mau naek kereta jaman skarang dari Butterworth ke KL. Dan ternyata saya salah, FULL BOOKED for Sleeper Cabin! Di websitenya sih kursi kabin itu lumayan terlihat nyaman yah, bisa pilih window ato aisle seat, bisa pilih single atau double seat. Dibanding website tiket utk Thailand, website Malay ini lebih bagus, ada online booking, pick a seat, and payment gateway. Cuma emang gatel sih liat lay out-nya, jelek bgt, jadi pengen revamp itu website. :\

Oiya FYI, for booking ticket, you can book the ticket 60 days before departure yah. So be prepared!

Sesampainya di pelabuhan ferry Butterworth, saya langsung jalan ke train station-nya, tp ternyata kecepetan dateng, si train blom nampak di platform, jadi saya nunggu sebentar di kantin statsiun sambil nonton piala FA, waktu itu ada Leeds United VS Tottenham (Leeds menang 2-1). Dibanding Hua Lamphong di Thai dan Sentral di KL, Butterworth Station ini cukup sederhana, kayak stasiun transit pada umumnya lah, cuma ada 2 platform yg tersedia. Pada saat itu statsiun ini lagi di renovasi, ada pekerjaan berat disana-sini. Semoga saat kalian coba dateng kesana, stasiunnya udah jadi. :)

Kembali ke perjalanan, menjelang jam 11 malem si train muncul, begitu disuruh masuk saya langsung cari gerbong & kursi dgn mencocokan ke ticket yg udah diprint. Sekilas saya melewati gerbong Sleepers Cabin, yg tampak nyaman sekali kalo malem ini saya tidur disitu. Ah damn, telat beli sih! Terus jalan, akhirnya sampe ke gerbong yg ternyata TETOOOOTTT… Aduh kursinya old school abis man! Dibandingin sama Kereta Executive Parahyangan ke Bandung kayaknya lebih bagus Parahyangan deh, yg padahal gw beli kelas yg sama.

Train ticket (KTM) Butterworth - KL
Seat Cabin, sucks! :(
Awalnya saya msh optimis ini akan nyaman, karena pas saya buka sepatu, saya injek karpetnya lumayan tebel & bersih. Kursinya jg bisa dipake lean back lumayan kebelakang. Nah setelah brangkat barulah penderitaan dimulai… 

Saya tipe orang yg ga terlalu suka dingin yaa, jadi kalo disuruh pilih pantai atau gunung, saya lebih suka pantai. Nah di dalem Train itu awalnya suhu dingin emang udah berasa, tapi masih bisa ditolerir lah mungkin sekitar 22-24 celcius, dan lagi gerbong belum penuh penumpang. Karena biasanya penumpang akan bermunculan di statsiun2 setelahnya. Begitu berjalan kok ini suhu nambah lama nambah dingin yak? Dan ditambah malam hari pula, jadi dinginnya double. Saya pikir, mampus nih apalagi nanti subuh kayaknya bakal lebih dingin lagi. Mana badan capek abis jalan2 tadi siang di Georgetown, pengen bgt tidur nyenyak sebenernya. Plus, kalo lagi traveling gini, saya anti pake celena panjang, jadi saat itu saya pake celana pendek (dan gak bawa celana panjang dlm backpack).

Mencoba tidur beberapa menit setelah depart, saya kebangun oleh ma'cik yg membagikan sebotol air mineral & kue potong (banana cake yg lumayan legit & enak). Dia lewat, saya coba tidur lagi. Tapi ternyata suhu makin dingin, saya keluarin syal & sweater cardigan buat mengelawan dingin. Lumayan membantu pada saat itu. Tapi gak tau kenapa seakan kayaknya si masinis jutek ama saya dan tau bahwa saya gak kuat dingin, kok suhu malah jadi tambah dingin yak. Dengkul udah dingin, daun kuping juga dingin, batang hidung jg ikutan dingin, dan badan udah agak merinding. GAK BISA TIDOOOR GUE!

Compliment from KTM: Mineral Water & Banana Cake
Untungnya saya bawa sarung buat solat dan extra kaos kaki. Akhirnya anak tropis ini sedikit tertolong setelah pake sarung, berkaos-kaki, pake sweater & syal, PLUS EARPLUG! (Earplug yg msh ada pd saat saya beli pas nonton F1 di Singapore beberapa bulan sebelumnya). Saya berharap bgt kalopun cuma Seat Cabin, kita akan dipinjamkan selimut seperti pd umumnya kalo naik executive train. Tapi ternyata gak! gak ada selimut ama sekali.

Mencoba tidur selama perjalanan dari tengah malem sampe pagi hari, akhirnya saya sampe di KL jam 6.30 (which is 5.30 WIB). Saya langsung beres2 dan keluar. Sebegitu keluar train dan nginjek lantai platform gw bilang "Alhamdulillah anget". Itu suhu di Sentral Station KL hangat bgt, dan gw lihat ke botol air mineral yg gw pegang, yg ternyata ber-embun, even worse embun-nya lebay sampe netesin air. So berarti di dalem gerbong tadi dinginnya astagfirullah kan..

Karena badan capek semaleman cuma tidur ayam, dan musti nunggu pesawat ke Jakarta malem harinya. Saya berpikir utk cari hostel aja yg deket buat tidur dulu, gak jadi jalan2 di KL lah, males juga. Akhirnya saya ke PODs hostel yg lokasinya dibelakang KL Sentral, lumayan murah semalem cuma 25 RM utk 1 kasur di mixed-dorm. Tidur.

Menjelang sore, saya langsung check-out, si receptionist yg kayak fans BLINK 182, bilang kalo lo bukan orang pertama yg check-out sore2 gini, padahal baru check-in pagi harinya. Banyak orang kayak gitu di hostel ini, cuma transit utk tidur or take a nap for a while.

PODs Hostel in KL Sentral
Langsung jalan balik ke KL Sentral, saya langsung beli tiket KLIA Transit menuju LCCT. Buat yg gak tau, LCCT itu adalah budget terminal utk budget airways spt AirAsia, Mandala & Tiger Airways. Ada hal yg perlu diketahui, di KL Sentral itu ada 4 jenis Train, Train to Airport (KLIA Transit & Express), Commuter Line, MRT, dan …. Itu semua bermuara ato singgah di KL Sentral ini, jadi ini adalah multi-connecting station lah. Oiya, perlu dikatahui juga, ada 2 jenis train ke Airport: KLIA Transit and KLIA Express, bedanya kalo yg KLIA Transit itu dia bakal transit di setiap statsiun hingga pada akhirnya berhenti di KLIA. Kalian harus naik train ini utk bisa ke LCCT, nanti dia bakal transit di statsiun Salak Tinggi, turun disana dan kemudian naik shuttle bus ke LCCT. Sementara yg kedua adalah KLIA Express, nah yg ini ekspres bgt gak pake berhenti disetiap statsiun langsung ke KLIA. Yang ini buat kalian yg rada tajir bisa naik general airways or even executive airways. :)

Malaysia Railways Map
KL Sentral Station (platform)
KLIA Transit Train

So that's my entire story about Train Trip from Bangkok, Thailand to Kuala Lumpur, Malaysia. Let's finish it with this amazing video… Check this one out!


Gotcha! :)))

--
M!


Train Trip Thailand - Malaysia (part 1)


Georgetown, 4.48 pm, 25th of Jan 2013.

The first time I did backpacking when I was in college, 4 years ago, I took a Train from Bandung to Jogjakarta, economic class. I still remember she said to me at that time "ngapain kamu ke Jogja naik kereta gitu?" and I said "yaa pengen aja nyoba"

That's the only reason I took this challenge to do a Train Trip again after 4 years, to do something that I want, let's try it man! it's going to be fun. :)

Kebetulan saya msh punya refund ticket di Mandala Air yg sempet bangkrut 2 thn lalu, jd saya bisa pake credit tersebut utk mulai trip ini pake pesawat. Jadi itinerary-nya adalah Jakarta - Bangkok (Airplane), Bangkok - Butterworth (Train), Butterworth - Kuala Lumpur (Train), KL - Jakarta (Airplane). Trip kayak gini ga bisa dibuat dadakan, hrs punya perencanaan mantep. Dan asal kalian tau, dapetin tiket Train itu ga gampang, sama susahnya kayak Airplane. Bedanya kalo Train ticket itu harganya stabil, tapi seat-nya cepet laku/habis, sedangkan Airplane harganya naik turun, walau seat-nya kemungkinan selalu ada dgn harga yg beda2.

Pemesanan Train ticket utk Thailand ga tersedia online (sampe tulisan ini dipublish), adanya pake agent di www.thailandtrainticket.com. Ini cukup terpercaya cuma agak ribet prosesnya. Sedangkan utk Train ticket Malaysia lebih enak & effisien, bisa pesen online & ada online paymentnya di www.ktmb.com.my. Saya ga mau bahas soal ini karena kalian bisa baca lebih lengkap di www.seat61.com/Thailand.htm#Singapore. Bahkan ga cuma Thailand-Malaysia dia bahasnya, even more you will get the itinerary for Trans-Siberian Express! *adrenalin rush*

Train Trip dimulai langsung saat saya mendarat di Suvarnabhumi Airport, sehabis ganti sim card supaya bisa tetep twitteran & pathan, saya langsung turun ke B1 utk akses Train dari airport to city of Bangkok pake SRT (The State Railway of Thailand). Dari Suvarnabhumi Airport kita bisa turun di Phaya Thai Station, untuk langsung ganti Train ke BTS (Bangkok Skytrain), Nah kalo udah sampe BTS, kalian udah aman tuh bisa jalan kemana2 di Bangkok, terserah. Below the BTS Map for your information :

Railways Bangkok Map
Nah karena saya ikut couchsurfing pd saat kmaren, jadi saya stay dulu semalem di daerah Siam utk nginep & jalan2. Besok harinya saya langsung ke Hua Lamphong Station utk ngejar Train nomor 35, ke Butterworth, jam 14.45.

Hua Lamphong Station, Bangkok.
Just got the ticket from messenger 
Ada cerita lucu pas saya pesen tiket ini. Jadi karena di Thai ga bisa pesen sekaligus payment online, jadi saya kepaksa pake agent. Di website agent itu emang cukup gampang pesennya, cuma ribetnya adalah pd saat mau konfirmasi & bayar, saya perlu nunggu utk konfirmasi manual oleh mereka dan dilempar ke website lain utk payment-nya, setelah payment, si tiket juga gak online dikirim, tapi harus diambil di Hua Lampong station sejam sebelum keberangkatan. Akan ada kurir yg anter tiketnya ke kalian. Nah diemail konfirmasi itu, ada remark: "Kalo kurir dateng telat ato ga dateng, kamu bisa ambil refund di kantor kita. Tapi jika kamu yg telat dateng, si kurir akan jual tiket tersebut ke orang lain" NGOK! :D

Train Ticket from Bangkok to Butterwoth
Platform 5: Train to Butterworth
Nah diatas adalah gambar platform tempat si Train parkir. Saya coba cari cabin & seat yg tercantum ditiket. Saya pesen 2nd class slepper train, lower bed, harganya sekitar 1,201 THB atau sekitar 380 ribu rupiah. Di dalam saya ternyata punya cabin mate seorang Hokkian Malay & Russian. Si Hokkian Malay adalah karyawan percetakan koran yg mau pulang ke Butterworth dari liburannya yg seminggu di Bangkok, kalo si Russia kerjanya sbg developer konstruksi yg emang katanya lagi ada project di Penang, buat jembatan ato apa gitu.

Kita cerita banyak dari awal duduk, mulai dari "dari mana aja-ngapain-kerja apa", sampe ke masalah lain spt budaya - politik - hiburan, ya kalian bayangin aja 20 JAM non-stop di perjalanan! Yg manarik adalah soal si Russia itu kerjanya pindah2 tempat terus, dia udah pernah naik Trans Siberian Railways dari Moscow, Russia sampe ke Beijing, China dalam waktu 7 hari sepanjang 9,258 km. Gile!

Terus si Russia jg seneng bgt cerita ttg pengalaman, negara, budaya, politik dll. Dia cerita kalo winter di Russia itu super parah dinginnya, di Moscow suhu udara diluar bisa sampe minus 30 celcius. Bahkan ada joke kalo di dlm fridge mereka itu cuma -15, sementara diluar bisa lebih dingin sampe -30, jadi mending kita ngadem di dalem kulkas aja katanya. :)))

Dia juga cerita ttg nagara2 pecahan Russia yg semuanya berakhiran "-stan", seperti Kazakstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan dan Turkmenistan. Dia bilang moslem di Russia itu adalam kedua terbesar populasinya setelah Kristen, makanya 4 negara -Stan tersebut mayoritas penduduknya moslem. Dan yg paling saya notice adalah perempuan etnik itu merupakan salah satu spesies perempuan tercantik di dunia. Dia gabungan antara Asian yg punya kulit kuning langsat rambut coklat/hitam dan European yg punya mata biru & badan tinggi, makanya daerahnya disebut Euronesia. Bisa dibayangin deh, itu mahkluk kayak apa cantiknya, moslem lagi! Nah, sebelum naik kereta si Russia dikasih bekel bacaan ama istrinya, sebuah majalah lifestyle. Kalo dibuka lembar demi lembar, hampir semua perempuan dimajalah itu cantik semua! 

Russian Magazine
Capek cerita ngalor-ngidul, gw akhirnya jalan ke gerbong belakang buat makan malem. Di gerbong restaurant itu mayoritas makanan yg disajikan adalah makanan Thai dan spt yg kalian tau makanan Thai enak2 (buat gw yah), kayak macem Mango Salad, Tom Yum, Pad Thai, etc.. Di restaurant gw semeja ama sekelompok Air Force Thailand, mereka habis dinas di Bangkok mau berencana pulang kampung ke Hat Yai (Kota paling selatan Thailand). Jangan dipikir mereka ganteng2 kayak Ben Afffleck & Josh Hartnett kayak di film Pearl Harbour, mereka tua2, giginya palsu, sedikit buncit, TAPI jangan salah mereka bisa terbangin F16, bung! :D

Sehabis makan yg biasalah ngantuk, saya tidur sekitar jam 11.30 malem dan bangun karena dingin jam 6 pagi. Dan saat itu selepas Hat Yai, saya lihat ke belakang kok ternyata gerbong restauran dan sisanya udah gak ada! Oh ternyata, emang gerbong Train yg sampe Butterworth (Malaysia) cm tinggal 2 gerbong. Lucu juga dari yg tadinya ada sekitar 8 gerbong, skrng cm tinggal 2 gerbong aja nyisa.

Jam 9 pagi kita sampe ke Thai-Malay border, kita turun sebentar utk cap passport di imigrasi. Seperti biasa kalo namanya border itu selalu lucu, ada tanda kalo ini Thailand dan selangkah kedepan adalah Malaysia. Selangkah maju ato mundur kalian bisa lihat dua script tulisan & bahasa yg beda.

Immigration Thai-Malay in Padang Besar
Padang Besar Station & Penang Map
Jam 12an saya sampe di Butterworth, udah bosan duduk, jadi disaat naik Ferry ke Georgetown saya lebih memilih jalan2 dan berdiri. Saya pisah sama si Hokian Malay & Si Russian di Butterworth Station, si Malay pulang ke ruman, si Russia stay di hotel, sementara saya ke pelabuhan buat naik Ferry ke Georgetown… 

Butterworth Station
To be continue...

--
M!

Sunday, January 27, 2013

"Hurts Like Heaven"


Somewhere between Thailand and Malaysia border, 8.58 pm, 25th of Jan 2013, on the train, number 35, to Butterworth.




Yes, it hurts like heaven, like Coldplay said. Gak pernah kebayang sebelumnya saya akan ngalamin hal ini. Bukan karena seseorang yg kamu sayang jalan dgn orang lain sih, tp lebih karena perasaan upset "kok bisa yaa?"

Selama 5 thn bareng2, blm pernah sekalipun saya mengganggu privacy orang lain dgn curious pada personal message seseorang. Karena ya simple: 1) itu privacy orang, 2) trust. Tp entah knpa dr semalem sebelumnya kok feeling saya ga enak. Sampe pagi hari, di rumahnya, saya lihat LINE conversation dgn tone yg 'gak enak' bgt buat seseorang cowok yg tau kalo cewek yg dia sayang jalan dgn orang lain seharian kemarin. Tentunya, tanpa diketahui sebelumnya.

Mungkin paragraf diatas sangat cheezy, so let's finish it with different angle.

Gini deh, normal kah jika seseorang merasa sedih & kecewa ketika dia merasa dikhianati? Normal kah jika seseorang merasa hancur saat orang yg ia sayangi ternyata menyukai atau bahkan potentially menyangi orang lain? Normal kah jika seseorang membiarkan orang yg ia sayangi pergi 'berkencan' dgn orang lain untuk yg kedua kalinya? Dan.. normal kah jika seseorang itu tetap sabar menunggu dan mampu bertahan demi sesuatu yg dia yakini benar & baik?

Hal diatas cuma sebuah realitas yg mungkin sudah/pernah dilalui banyak orang di dunia ini, atau bahkan itu hanya sekedar script cerita standar telenovela atau sinetron yg gampang ditebak. Tapi percaya lah kawan, it's hurts like heaven. Apalagi jika kalian pernah sama2 membangun mimpi dan belajar dari titik absolute nol.

Sedih sih mengalami hal ini. Seriously, it was hurt.

Mungkin kalo ada perumpamaan, "pilih mana: KFC Chicken VS Home-made Chicken" saya sih jelas yaa gak bisa memilih mana yg terbaik, karena dua2nya enak, kalo bosen tinggal gantian. Tapi ya masa iya hal seperti ini diibaratkan dgn pilihan makanan? C'mon, you can do better than this.

Tapi emang bener, ini merupakan sebuah fase. Fase dimana ada orang yg menyebutnya sbg "Cold Feet Period". Dan saya pun merasa, fase ini juga berlaku bagi saya sendiri, utk bisa lebih ikhlas tanpa pamrih, membuktikan kalo emang saya lebih baik, lebih dewasa, lebih bisa menerimanya dgn baik, melengkapinya, merawatnya disaat ia sakit, menemaninya saat suka atopun duka, and also for the ultimate one: be the awesome man for her and cool dad for her kids. That's enough.

"So what if she still not looking into you at the end?"

Yes, it will hurt, Hurt Like Heaven. Because you pick a wrong guy who can't even park his car, and choose the vallet service instead.. :)


--
M!